30 Jul 2009

HIKMAH BULAN ROMADHON

HIKMAH BULAN ROMADHON

Oleh: Zul Fahmi

Bulan Diturunkanya Al-Qur'an
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kemulyaan. Allah telah menjadikanya sebagai bulan yang paling berharga bagi semua manusia khususnya kaum muslimin, dengan menurunkan nikmat dan rahmat-NYA yang paling besar ke dunia ini.
Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkanya Al-qur'an. Allah Ta'ala telah berfirman,


"bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil}.{QS.Al-Baqoroh : 185}
Tidak hanya itu saja, bulan ramadhan adalah bulan dimana Allah juga menurunkan kitab-kitab sebelumnya, seperti suhuf Ibrahim, Zabur, taurot, injil dan kitab-kiab Allah yang lainya. Hal ini diterangkan dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, Rasulullah SAW. bersabda,

"أنزلت صُحُف إبراهيم في أول ليلة من رمضان. وأنزلت التوراة لسِتٍّ مَضَين من رمضان، والإنجيل لثلاث عَشَرَةَ خلت من رمضان وأنزل الله القرآن لأربع وعشرين خلت من رمضان".
"Suhuf Ibrahim diturunkan di awal malam bulan ramadhan, dan taurot diturunkan malam keenam bulan ramadhan, Injil malam ketigabelas bulan Ramadhan, dan Allah menurunkan Al-qur'an malam keempat belas dari bulan Ramadham."
Al-qur'an diturunkan oleh Allah Subhaana Wa ta'ala kepada Nabi Muhammad SAW. dengan perantaraan malaikat Jibril, dalam dua periode. Pertama Alqur'an diturunkan sekaligus dari lauh Mahfudh ke sama'a dunya{langit dunia} pada suatu tempat yang bernama Baitul Izzah, pada malam yang diberkati yaitu malam Lailatul Qodar, kemudian yang kedua Al-qur'an diturunkan secara berangsur-angsur dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad sesuai dengan yang dikehendaki Allah Ta'ala. Keterangan seperti ini banyak ditemui dalam kitab-kitab tafsir
Imam Ibnu Katsir menyebutkan beberapa keterangan tentang turunya Alqur'an, diantaranya adalah riwayat said bin Zubair dari Ibnu Abbas ra. yang mengatakan, "Al-qur'an diturunkan dalam pertengahan bulan Ramadhan ke langit dunia yaitu Baitul Izzah, kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. selama dua puluh tahun untuk menjawab pertanyaan manusia." Kemudian Ikrimah juga meriwayatkan perkataan Ibnu Abbas, "Al-qur'an diturunkan pada bulan Ramadhan di malam Lailatul Qodr ke langit dunia sekaligus. Dan kemudian Allah berbicara {mewahyukan} kepada nabiNYA sesuai dengan kehendaknya."

Imam At-Thobari dalam tafsirnya juga mengatakan, "Sesungguhnya Allah menurunkan Al-qur'an pada malam Lailatul Qodr di bulan Ramadhan dari Lauh Mahfudz ke langit dunia, kemudian menurunkanya kepada Muhammad SAW. sesuai dengan yang dikehendakinya."
Begitu pula dengan Imam Al-Mawardi ketika menafsirkan surat Al-Baqoroh ayat 185 di atas, beliau mengatakan, "Sesungguhnya Allah Ta'ala menurunkan Al-qur'an sekaligus dari Lauh Mahfudz ke langit dunia pada bulan Ramadhan di malam Lailatul Qodr, kemudian menurunkanya kepada Nabi-NYA sesuai dengan kehendaknya."

Tujuan Diturunkanya Al-Qur'an
Al-qur'an diturunkan oleh Allah Ta'ala kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai petunjuk bagi manusia. Dia berfirman,

bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil}.{QS.Al-Baqoroh : 185}
Berkata Imam At-Thobari bahwa maksudnya "hudallinnaas" adalah petunjuk bagi manusia ke jalan yang benar dan system {manhaj}hidup yang benar. Sedangkan "Bayyinati minal huda wal furqon" maksudnya adalah menjelaskan petunjuk tentang hukum-hukum Allah, kewajiban-kewajiban-NYA, dan hal-hal yang diharamkan dan dihalalkan-NYA. Atau dalam ucapanya yang lain, "al-furqon" maksudnya disini adalah pembeda antara yang haq dan yang batil.
Sementara itu Al-Baghowi dalam tafsirnya juga mengatakan,bahwa "hudallinnas" maksudnya adalah memberitahukan dan mengeluarkan manusia dari jalan kesesatan. Sedangkan "bayyinaati minal huda" artinya adalah dalil-dalil yang jelas tentang halal dan haram, hudud, dan hukum-hukum yang lain. Kemudian "al-furqon" maksudnya adalah hal yang membedakan antara yang haq dan yang batil.
Dan tafsir yang paling simple namun cukup jelas adalah apa yang dikemukakan oleh An-Nasafi, bahwa maksud ayat,

adalah,
وهو هداية للناس إلى الحق وهو آيات واضحات مكشوفات مما يهدي إلى الحق ويفرق بين الحق والباطل
"Al-qur'an adalah petunjuk bagi manusia pada kebenaran, dan ia adalah ayat-ayat yang jelas yang mengungkapkan perkara-perkara yang haq dan membedakan antara kebenaran dan kebatilan"
Dari keterangan-keterangan di atas sudah jelas bahwa Al-qur'an diturunkan oleh Allah Ta'ala ke dunia ini untuk menjadi petunjuk bagi manusia, dalam menjalankan kehidupanya. Allahlah yang menciptakan manusia dan yang paling tahu perkara-perkara yang dibutuhkan oleh manusia, dan paling tahu perkara-perkara yang akan mencelakakan dan menyelamatkanya. Maka sudah sepantasnyalah bila Dia menurunkan aturan-aturan-NYA kepada manusia, dan manusia harus tunduk mentaatinya, tidak meninggalkan apalagi menentangnya. Al-qur'an adalah petunjuk yang sempurna, serta berisi penjelasan-penjelasan yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena, itu tidak seharusnya bila manusia menyombongkan diri di hadapanya dan membuangnya ke belakang punggung mereka
Bulan Peringatan Bagi Manusia
Bulan Ramadhan adalah bulan yang memperingatkan kepada manusia bahwa Al-qur'an adalah petunjuk hidup yang harus diikutinya. Firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqoroh ayat 185 yang mengabarkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diturunkanya Al-Qur'an sebagaimana keterangan para mufassir di atas, adalah peringatan yang sangat jelas dan tegas bahwa Al-Qur'an adalah sebuah pedoman hidup yang tidak boleh dilupakan oleh manusia, dan senantiyasa harus diiltzami dan diamalkan sepanjang hidupnya.

Al-qur'an adalah amanah yang paling besar dari Allah kepada Rasul-NYA Nabi Muhammad SAW, dan juga kepada semua manusia yang mengaku beriman kepadanya. Amanah tersebut adalah amanah untuk memproklamirkan bahwa ia adalah satu-satunya undang-undang yang harus dijunjung tinggi oleh semua manusia, dan amanah untuk mengaktualisasikanya dalam kehidupan nyata. Allah berfirman,

" Hai orang yang berselimut (Muhammad), Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat." {QS.Al-Muzammil : 1-5}
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah memerintahkan{menganjurkan, karena sebelumnya wajib} kepada Nabi SAW untuk senantiyasa bangun sholat malam lebih sedikit dari sebelumnya yaitu seperduanya atau kurang sedikit dari seperduanya. Kemudian dalam ayat yang ke 5 Allah mengatakan, " Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat."
Ibnu jarir At-Thobari dalam tafsirnya mengatakan,
أنه ثقيل من الوجهين معا، كما قال عبد الرحمن بن زيد بن أسلم: كما ثقل في الدنيا ثقل يوم القيامة في الموازين.
"Sesungguhnya Al-qur'an itu berat dengan dua hal, sebagaimana dikatakan oleh Abdurrohman bin Zaid bin Aslam,'sebagaimana Al-qur'an itu berat di dunia maka ia juga berat pada hari qiyamat dalam timbanganya."
Berat disini maksudnya adalah berat mengamalkanya di dunia juga berat pertanggungjawabanya di akherat. Sementara itu Imam Hasan Al-Bashri juga mengatakan, " maksudnya ucapan yang berat disini adalah berat dalam mengamalkanya." Begitu juga Qotadah berkata, "Berat di sini adalah berat mengamalkanya.
Karena Al-qur'an itu amanah yang berat sesuai dengan penjelasan para mufassir di atas, yakni mengamalkanya dan mempertanggungjawabkanya di hadapan Allah SWT, maka kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk banyak mengerjakan sholat malam agar mempunyai segenap kekuatan dalam mengemban amanah-NYA. Karena amanah Al-qur'an ini hanya bisa dipegang oleh orang-orang yang telah siap jiwanya, yaitu orang-orang yang bertaqwa, yang bersih hatinya, dan selalu tunduk bermunajat kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Al-qur'an,

" Alif laam miin Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa" {QS.Al-Baqoroh: 1-2}
Maksudnya, Al-qur'an itu adalah kitab yang benar tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya, dan orang-orang yang bisa mengambil petunjuk darinya, yaitu memahami dan mengamalkanya hanyalah orang-orang yang bertaqwa. 0rang yang bertaqwa sebagaimana dijelaskan para ulama' adalah orang yang bersih hatinya, takut kepada Allah SWT. dan senanityasa mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-larangan-NYA
Jadi surat Al-Muzammil ayat 1-5 ini adalah ayat yang memerintahkan Nabi untuk banyak mengerjakan sholat malam agar Beliau punya kekuatan jiwa untuk mengemban amanah yang akan diberikan oleh Allah Ta'ala, yaitu " qoulan tsaqiila"

Disyariatkanya puasa pada bulan Ramadhan dan amal-amal yang lainya, sesungguhnya memiliki maksud dan tujuan yang sama dengan perintah Allah Ta'ala untuk bangun sholat malam kepada Nabi-NYA, agar siap menerima amanah berupa "qoulan tsaqiila"
Dalam surat Al-Baqoroh ayat 183 Allah berfirman,

" Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
Ayat ini menjelaskan bahwa puasa disyariatkan kepada orang-orang beriman agar menjadi orang yang bertaqwa. Kemudian Allah juga berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 185

" bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil"
Ayat ini mengabarkan bahwa Al-qur'an diturunkan pada bulan Ramadhan. Kemudian dalam ayat 1-2 surat Al-Baqoroh Allah Ta'ala berfirman,

" Alif laam miin. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa"

Rangkaian tiga ayat dalam surat Al-Baqoroh ini, sesungguhnya mengandung sebuah kesimpulan, bahwa ibadah puasa disyariatkan oleh Allah SWT. untuk mendidik jiwa manusia menjadi bertaqwa, agar bisa memahami dan mengamalkan Al-qur'an dengan sempurna. Karena yang bisa mengambil petunjuk dan mengamalkan Al-qur'an secara sempurna {kaffah} hanyalah orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang bersih jiwanya, ikhlas niatnya, dan hawa nafsunya selalu tunduk kepada hukum-hukum Allah SWT. Sebaliknya orang-orang yang hipokrit, orang yang membangun amalnya dengan kemunafikan, orang yang jiwanya sombong dan sangat jauh dari amal, maka ia tidak akan bisa memahami Al-qur'an kecuali kulitnya saja, apalagi mengaktualisasikanya menjadi amal yang nyata.
Jadi bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah bagi manusia {orang-orang beriman}, yang dengan tarbiyah selama satu bulan tersebut mereka akan mampu bersabar menahan segala ujian, dan mampu pula untuk selalu mempertahankan ghirah, semangat dan kekuatanya dalam mengamalkan dan memperjuangkan amanah yang ia telah menyatakan kesanggupan untuk mengembanya yaitu Al-qur'an.


Bacaan :
1. Tafsir Jalalain, Imam Jalaludin As- Suyuthi.
2. Tafsir Al-qur'anil 'Adhim, Imam Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi.
3. Tafsir An-Nasafi, Imam Abul Barkat An-Nasafi.
4. Tafsir Jami'ul Bayan fie Takwiilil Qur'an, Imam Ibnu Jarir Ath-Thobari.






No comments :

Followers