7 Aug 2013

KHUTBAH IDUL FITHRI

Khutbah pertama

BULAN RAMADHAN SEBAGAI BEKAL HIDUP DI ZAMAN FITNAH
OLEH : ZUL FAHMI

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله اكبر x 9
الله أكبر الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ. الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرُ الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَةً لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن، اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد!
Jama’ah shalat ‘ied yang dirahmati Allah !
Terlebih dahulu marilah kita bersama-sama memanjatkan pui dan syukur kita kehadirat Allah SWT. atas limpahan nikmat dan kasih sayangnya yangselalu dicurahkan kepada kita semua. Dan dengan kasih sayang tersebut maka pada kesempatan pagi ini kita bisa berkumpul untuk bersama-bersama merayakan hari yang sangat membahagiakan kita, yaitu hari raya ‘iedul fithri. Setelah kita melakukan shiyam sebulan penuh, menahan lapar, menahan haus dan seluruh perkara yang bisa merusak puasa, maka pada pagi hari ini kita diwajibkan untuk berbuka dan sangat dianjurkan berkumpul dimasjid atau mushola untuk mendengarkan khutbah dan melaksanakan shalat ied bersama-sama.
Shalawat dan salam semoga tetap tersurah kepada junjungan kita, suri tauladan kita, nabi kita NabiI Muhammad SAW. juga kepada seluruh keluarganya, dan kepada para sahabatnya, serta kepada seluruh para ulama’ dan kaum muslimin yang senantiasa mencintainya. Dan juga tak lupa saya berwashiyat marilah kita selalu meningkatkan taqwa kita, ketaatan kita, dan kecintaan pada Allah SWT.
Jama’ah shalat ‘ied yang dirahmati Allah !
Pada bulan ramadhan kita diwajibkan berpuasa. Kita diperintahkan untuk menahan lapar, kita diperintahkan untuk menahan haus , hal itu agar badan kita lemah karena aliran darah kita telah lemah. Sehingga kelemahan itu akan mempersempit nafsu kita. Kemudian pada malam harinya kita diperintahkan untuk banyak mendirikan shalat, membaca al-qur’an, dan berdzikir, hal itu agar kita terbiasa melakuan ibadah dan berbakti kepada Allah SWT. jadi pada hakekatnya bulan ramadhan itu disediakan Allah untuk kita, agar kita bisa melatih diri kita, melatih nafsu kita yang pada mulanya cendrung kepada keburukan menjadi cendrung kepada kebaikan, melatih nafsu kita yang punya potensi membangkang, menjadi nafsu yang tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Hal itu ditegaskan oleh Allah dalam al-qur’an :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“ wahai orang-orang yang beriman! Telah diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum-mu agar kamu sekalian bertaqwa.” (QS.Al-Baqarah: 183)
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد!
Jama’ah shalat ‘ied yang dirahmati Allah !
kita diingatkan pula oleh Allah Pada bulan ramadhan ini adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Allah berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“ bulan ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia, dan menjadi penjelas dari petunjuk tersebut, dan juga sebagai pembeda (antara yang haqq dan bathil)..” (QS.Al-Baqarah: 185)
Ath-Thobari dalam tafsirnya “ jami’ul bayan fie ta’wilil qur’an “ mengatakan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan Al-Qur’an pada malam al-qodar, yaitu satu malam di bulan Ramadhan dari lauhil makhfudz ke langit dunia atau sebuah tempat bernama baitul izzah secara keseluruhan, kemudian menurunkanya secara bertahap kepada nabi Muhammad SAW. pada malam bulan ramadhan pula.
Allah menyebutkan bahwa puasa disyare’atkan untuk melatih manusia menjadi pribadi yang bertaqwa, sementara Allah juga menjelaskan bahwa Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Sebagaimana Allah mengatakan:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Hal itu menunjukkan kepada kita, bahwa tujuan utama manusia berpuasa adalah agar manusia bisa mencintai al-qur’an, kemudian mau mempelajarinya dan akhirnya mau mengamalkannya. Ayat-ayat di atas secara implisit juga menjelaskan bahwa al-qur’an bisa menjadi pencerah bagi kehidupan manusia, al-qur’an bisa mengatarkan manusia  kepada petunjuk dan kecintaan Allah SWT. jika manusia mempelajarinya dengan ketulusan, keikhlasan, dan kecintaan kepada Allah SWT. namun jika manusia mempelajari al-qur’an dengan berbagai macam tendensi kepentingan, entah itu kepentingan politik, kepentingan ekonomi, popularitas, atau ambisi yang lainnya, maka al-qur’an bisa jadi menjadi penyesat bagi mereka, bukan petunjuk bagi mereka.
Jama’ah shalat ied yang saya hormati!
Hari ini bisa kita saksikan bahwa zaman telah penuh dengan fitnah. Zaman yang penuh dengan fitnah adalah zaman yang telah diprediksikan oleh rasulullah SAW. sebagai tanda akan datangnya hari qiyamat. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits :
إنَّ من أشْراطِ السَّاعةِ : أن يقِلَّ العِلْمُ ، ويظْهَرَ الجَهْل ، ويظْهَرَ الزِّنا ، ويكْثُرَ النِّساءُ ، ويَقِلَّ الرِّجالُ ،
“ Sesungguhnya di antara syarat-syarat datangnya qiyamat adalah sedikitnya ilmu merajalelanya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya perempuan dan sedikitnya laki-laki.”  (HR.Bukhari)
Mengenai sedikitnya ilmu, maka bisa kita lihat banyak orang alim di Negara ini tetapi juga banyak bahkan lebih banyak masyarakat awam akan ilmu agama. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyak terjadinya kebingungan bahkan perpecahan karena sedikit saja perselisihan dalam hal keagamaan. Banyak orang saling menyalahkan, membid’ahkan, hingga mengkafirkan orang lain atau kelompok lain karena punya pemahaman atau pemikiran yang berbeda dengan dirinya. Sekarang ini banyak orang yang bergabung dengan kelompok-kelompok islam yang terjebak budaya menyalahkan dan menganggap dirinya benar, padahal diri mereka atau kelompok mereka tersebut sesungguhnya telah keluar dari mainstream pemahaman para ulama dan salafus shalih yang benar. Setiap persoalan fiqhiyah selalu menjadi bahan perselisihan, bahan perdebatan dan selalu menjadi sumber perpecahan. Hal ini membuktikan bahwa ilmu sekarang telah langka. Rasulullah bersabda :
إن الله لايقبض العلم انتزاعا ينتزعه من الناس ولكن بقبض العلماء فإذا ذهب العلماء أتخذ الناس رءوسا جهالا فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا واضلوا عن سواء السبيل
Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu dengan serta merta mencabutnya dari manusia, tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mengangkat para ulama’. Maka jika para ulama’ telah pergi manusia mengambil orang-orang bodoh sebagai pemimpin, kemudian jika ditanya maka mereka akan berfatwa tanpa ilmu, maka mereka semua sesat dan menyesatkan dari jalan yang lurus. (HR.Bukhari)
Kemudian mengenai maraknya perzinaan, hari ini bisa kita lihat telah merajalela di mana-mana. Isu perselingkuhan baik di tingkat rakyat maupun pejabat, pergaulan bebas di kalangan remaja, kasus aborsi, dan pembuangan bayi di jalanan seolah terus mewarnai pemberitaan-pemberitaan di berbagai media massa. Itulah di antara fenomena sosial yang dikabarkan Rasulullah SAW. sebagai tanda dekatnya hari qiyamat.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد!
Ma’asyiralmuslimin jama’ah shalat ied yang saya hormati!
Kapan akan datangnya hari qiyamat bukanlah hal yang terlalu penting untuk diperhatikan karena itu termasuk rahasia Allah. Namun yang lebih penting adalah kesadaran besar yang harus kita miliki bahwa kita hidup di akhir zaman yang penuh dengan fitnah. Fitnah telah mengelilingi kita seolah banjir yang telah mengepung kita dan siap menenggelamkan kita. Artinya jama’ah sekalian hari tantangan dan kendala kita untuk menjadi orang-orang yang taat pada Allah semakin besar. Dunia hari ini dipimpin oleh orang-orang yang tidak taat pada Allah. Dunia hari ini dipimpin oleh orang-orang yang hanya mengejar kesenangan dengan mengabaikan keadilan dan kemanusiaan. Konspirasi Kejahatan manusia kepada sesame seperti rantai iblis yang melilit seluruh dimensi kehidupan manusia.  dan dengan semakin majunya teknologi informasi kejahatan-kejahatan tersebut mudah sekali ditularkan keberbagai Negara dan bangsa. Kalau dalam sebuah atsar Ibnu Abbas mengatakan bahwa setiap sahabat rasulullah sudah ditunggu 60 syaitan di luar rumahnya ketika ia hendak keluar rumah, maka sekarang ini syetan tidak hanya diluar rumah menunggu mangsanya tetapi sudah masuk dan ikut makan dan tidur manusia.
Oleh karena jama’ah sekalian! Pada moment bulan ramadhan ini marilah kita tingkatkan taqwa kita, kita tingkatkan keikhlasan kita, dan kita kuatkan pada diri kita masing-masing bahwa kita hidup untuk menjadi saksi kebenaran dan kebesaran Tuhan. Hal itu harus kita buktikan dengan semakin mencintai Allah, mencintai Rasulullah, mencintai al-qur’an, dan terus belajar bagaimana berbakti kepada Allah dengan baik dan benar.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد!
Ma’asyiralmuslimin jama’ah shalat ied yang saya hormati!
Di dalam atau akhir bulan ramadhan hingga sebelum didirikannya shalat iedul fithri, kita juga diwajibkan untuk membayar zakat fitri. Dan kita juga diperintahkan untuk menanggung pembayaran zakat tersebut untuk anak-anak kita walaupunn mereka belum mukallaf. Zakat itu harus dikeluarkan dalam bentuk makanan pokok dan harus diberikan kepada fakir miskin atau orang-orang yang berhak menerimanya sebagaimana di atur dalam ilmu fikih. Rasulullah SAW. bersabda :
عن ابن عباس قال : " فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر طهرة للصائم من اللغو و الرفث و طعمة للمساكين ، فمن أداها قبل الصلاة فهى زكاة مقبولة و من أداها بعد الصلاة فهى صدقة من الصدقات " .
“ dari Ibnu Abbas Rasulullah SAW. mewajibkan zakat fitri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari omongan sia-sia dan rafats, dan untuk memberi makan orang-orang miskin. barang siapa yang memenunaikanya sebelum shalat, maka itu menjadi zakat yang diterima, dan barang siapa yan menunaikannya setelah shalat maka itu menjadi shodaqoh seperti shodaqoh yang lainnya ” (menshahihkannya Al-Hakim)
Jama’ah sekalian yang berbahagia!
Perintah zakat itu mengajarkan kepada kita bahwa manusia hidup di dunia ini harus menjadikan shodaqoh, menolong orang lain yang kesulitan meringankan orang lain yang dililit kebutuhan sebagai falsafah hidupnya. Tidak sempurna iman dan amal seseorang yang hanya pandai membangun ibadah secara ritual bersama Allah tetapi ia tidak punya keshalihan sosial. Dan temasuk cacat kemusliman seseorang apabila berilmu tinggi, berkeyakinan kuat, beribadah khusyuk tetapi ia dipandang brengsek oleh orang-orang yang ada disekelilingnya karena keegoisannya, keangkuahannya, serta ketidak-peduliannya terhadap persoalan orang-orang susah di sekitarnya.
Kita bisa perhatikan ! kesalahan yang dilakukan manusia dalan menjalankan ibadah ritual, itu bisa ditebus dengan bersedekah. Orang yang batal puasanya karena jimak, maka bisa diganti dengan memerdekakan budak, berpuasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan sebanyak 60 fakir miskin. Orang yang sudah tua dalam hadits disebut syaikhul kabiir atau orang yang sudah tak mampu lagi berpuasa maka ia boleh meninggalkan puasa tetapi harus membayar fidyah. Orang hamil atau melahirkan yang khawatir akan keselamatan dirinya dan anaknya, maka ia boleh tidak berpuasa pada bulan ramadhan tetapi harus menggantinya di bulan yang lain dan juga harus membayar fidyah untuk fakir miskin. Ini semua mengajarkan kepada kita bahwa kekhusyu’an kita menjalankan ibdah kepada Allah juga harus diimbangi dengan kebaikan kita kepada orang-orang lemah di sekitar kita.
Jama’ah shalat ied yang dirahmati oleh Allah !
Pada hari ini kita telah selesai menjalankan ibadah puasa dan hari ini kita diharamkan untuk berpuasa. Namun sesungguhnya Allah mengharapkan dari kita semua agar tadhrib atau latihan kita selama sebulan ini bisa berbekas dan memberikan warna yang baik bagi kehidupan kita di bulan-bulan setelahnya. Kita harus kembali kepada fithroh Allah atas diri kita bahwa kita hanya bisa berbahagia dan mencapai kemenangan di dalam kehidupan kita jika mengisinya dengan banyak beribadah kepada Allah.
Sebaliknya jika kita lari dari Agama Allah maka hidup kita akan sempit, pikiran kita akan selalu bingung karena tidak pernah menemukan kebahagiaan padahal kita hidup dipenuhi harta dan seluruh kebutuhan financial kita. Kita bisa mengambil ibroh dari kehidupan orang-orang barat. atau orang-orang yang tertular oleh system hidup orang barat, mereka hidup bergelimang harta tapi sulit menemukan kebahagiannya. Banyak diantara mereka yang strees, kemudian mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, minum racun, terjun dari lantai 3, mengkonsumsi narkoba dan lain sebagainya. Allah meletakkan kebahagiaan manusia pada ibadah dan Allah menyempitkan hidup manusia jika ia lari dari ibadah kepada Allah. Sebagaimana Allah berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“ dan barang siapa yang berpaling dari mengingatku (ibadah kepadaku), maka baginya kehidupan yang sempit dan kami kumpulkan mereka pada hari qiyamat dalam keadaan buta.” (QS.Thaha: 124)
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَئِزِيْنَ الأَمِنِيْنَ وَأدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فيِ زُمْرَةِ الْمُوَحِّدِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ الله ِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَلَوْ أَنَّ أَهْلُ الْقَرَى ءَامَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَنُوْا يَكْسِبُوْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah kedua
الله اكبرالله اكبرالله اكبرالله اكبرالله اكبر الله اكبرالله اكبر الله اكبر
الله اكبر كبيرا والحمد الله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا لا اله الا الله وحده صدق وعده ونصر عبده واعزجنده وهزم الاحزاب وحده لا اله
الا الله الله اكبر الله اكبر ولله الحمد.
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعود بالله من سرور انفسنا ومن سيأت اعمالنا من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلاهادى له اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد.
(امابعد)
فيأيها المسلمون اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون
وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأيــُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami.! Kami panjatkan segala puji dan syukur atas segala rahmat dan karunia yang telah Engkau limpahkan kepada kami, nikmat sehat wal ‘afiat, nikmat ilmu pengetahuan dan nikmat iman serta Islam.

Ya Allah, ya Tuhan kami.! Jadikanlah kami semua hamba-hamba-Mu yang pandai mensyukuri nikmat-Mu, dan janganlah Engkau jadikan kami hamba-hamba yang ingkar dan kufur terhadap segala nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami.

Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami.! Ampunilah segala dosa dan kesalahan kami, kesalahan dan dosa orang tua kami, kesalahan dan dosa saudara-saudara kami, kaum muslimin dan muslimat yang telah melalaikan segala perintah-Mu dan melaksanakan segala larangan-Mu. Andaikan Engkau tidak mengampuni dan memaafkan kami, kami takut pada adzab-Mu di akhirat nanti.

Ya Allah.! Janganlah Engkau limpahkan adzab-Mu kepada kami, karena dosa dan kesalahan kami. Kami yakin ya Allah, rahmat dan ampunan-Mu jauh lebih luas daripada adzab-Mu.
Allahumma ya Allah !, ya Tuhan kami. Terimalah segala amal ibadah kami, terimalah ibadah puasa kami, terimalah shalat kami dan amal ibadah kami yang lain. Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang selalu bertaqwa, yang ridha dan ikhlas untuk melaksanakan segala aturan-Mu, yang ridha dan ikhlas, Islam sebagai ajaran-Mu, yang ridha dan ikhlas, Al-Qur’an sebagai imam dan petunjuk kami, yang ridha dan ikhlas, Nabi Muhammad Saw. sebagai panutan kami.

Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami.! Berbagai macam ujian dan musibah kini sedang menimpa masyarakat dan bangsa kami. Kami yakin musibah itu bukan karena Engkau membenci kami, akan tetapi sebagai peringatan agar kami semua lebih dekat dan lebih cinta kepada-Mu. Agar kami semuanya lebih memiliki sikap سمعنا وأطعنا akan segala ketentuan-Mu. Agar kami semua kembali pada agama-Mu, yaitu agama Islam yang Engkau ridhai.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فيِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
.
عِبَادَ اللهِ, إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونْ فَاذْكُرُوا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْـئَلُوْهُ مِنْ فَضْـلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.




21 Jun 2013

                                           KRITERIA  SEORANG PEMIMPIN
 

Memilih pemimpin yang baik adalah salah satu kewajiban yan disyare’atkan oleh Islam, Karena kepemimpinan adalah sebuah otoritas yang berwewenang melakukan berbagai kebijakan strategis yang bisa mempengaruhi dan  menentukan baik buruknya kondisi masyaraka termasuk umat Islam. Dalam konteks untuk kepentingan Islam, Seorang pemimpin bisa mempengaruhi/menghambat Perkembangan dakwah,  bisa meng-alienasi secara politis dan ekonomi bahkan bisa melakukan penganiayaan secara struktural maupun cultural terhadap umat Islam atau kepentingan Islam.
Intinya Pemimpin adalah faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat. Jika pemimpin negara itu jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.
Pemilihan pemimpin di Negara Indonesia baik itu di tingkat pusat seperti pemilihan presiden maupun ditingkat daerah seperti pemilihan gubernur, bupati, atau lurah sekarang ini kondisinya sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan dengan hasil pemilihan yang selalu memunculkan para pemimpin yang tidak amanah, korup dan selalu mengecawakan rakyat pada akhirnya. Janji-janji manis  yang diucapkan ketika kampanye pemilu hanyalah tipuan belaka, tidak  pernah ada realisasinya. Maka dari itu, pada masa kampanye mereka dielu-elukan bagai seorang pahlawan,tetapi sesudah memegang kekuasaan kecurangan mereka  kelihatan dan dimana-mana menuai kecaman. Rakyat baru menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan saat memilih pemimpin.
Namun anehnya kesalahan itu terus menerus dilakukan dan selalu diulang dalam setiap moment pemilihan. Ibarat orang terperosok dua kali dilobang yang sama, begitulah yang terjadi pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Kesalahan masa lampau tidak pernah menjadi pelajaran. Mereka ditipu oleh para pemimpin mereka tidak hanya satu atau dua kali tetapi berkali-kali.
Hal itu terjadi tidak semata-mata kesalahan para pemimpinnya, tetapi juga kesalahan rakyat itu sendiri yang sembarangan memilih pemimpin. Mereka tidak memiliki prinsip dan standar yang benar dalam melakukan pilihan. Pilihan itu selalu dilakukan secara irasional dan pertimbanganya selalu berorientasi  pada keuntungan-keuntungan materi yang sesaat. Di masyarakat sudah sangat lazim sekali, bahwa uang adalah segalanya dan bisa digunakan untuk membeli apa saja termasuk suara. Maka walaupun seorang pemimpin sebenarnya tak layak jadi pemimpin dari sisi apapun, namun karena ia banyak uang maka dengan mudah ia menjadi pemimpin. Uang punya kekuatan untuk menghipnotis manusia menuruti setiap kehendak sang pemilik uang.
Pemilihan kepala daerah atau kepala desa dimanapun secara umum dimenangkan oleh pemilik uang terbanyak. Mereka bisa membeli siapapun baik rakyat kecil maupun pejabat untuk meloloskan dirinya menjadi pemimpin. Realita ini dimana-mana terjadi karena masyarakat secara umum telah disusupi virus materialism, yakni orang hanya percaya kepada materi, selalu mengutamakan materi bahkan materi tersebut adalah satu-satunya tujuan hidupnya.
Ajaran Islam memberikan prinsip-prinsip dan pedoman yang benar bagaimana memilih seorang pemimpin yang akan membawa kemaslahatan. Allah Ta’ala beriman:
“ Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi penolong(pemimpin), dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. “ (An Nisaa 4:138-139)
Dia juga berfirman :
 “ Hai orang-orang  yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara kamu menjadikan mereka menjadi pemimpin, maka mereka itulah orang-orang yang zalim ” (At Taubah:23)
 Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun…” (Ali Imran:28)
Imam Bukhari mengeluarkan sebuah hadist dalam shahihnya :
إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
“ Apabila sebuah urusan diberikan  kepada yang bukan  ahlinya, maka tunggulah kehancurannya ” (HR. Bukhari 7/188 )
Dari Ma’qil ra. Berkata: saya akan menceritakan kepada engkau hadist yang saya dengar dari Rasulullah saw. Dan saya telah mendengar beliau bersabda: “seseorang yang telah ditugaskan Tuhan untuk memerintah rakyat (pejabat), kalau ia tidak memimpin rakyat dengan jujur, niscaya dia tidak akan memperoleh bau surga”. (HR. Bukhari)
Prinsip-prinsip Islam dalam memilih pemimpin sebagaimana dijelaskan Allah dan Rasul-Nya termasuk ayat-ayat dan hadits di atas bisa di perinci menjadi dua hal :
1.     Memilih pemimpin yang punya integritas moral (berakhlaq baik )

Pemimpin yang punya integritas moral adalah pemimpn yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Ta’ala. Mereka menganggap kepemimpinan adalah amanah dari Allah bukan sebuah profesi yang pantas digunakan untuk menumpuk keuntungan dunia sebanyak-banyaknya. Pemimpin yang punya integritas adalah pemimpin yang jujur, cinta keadilan, berani berkorban demi amanah yang sedang dipikulnya. Mereka bukan orang-orang yang curang, suka berbuat dhalim, dan selalu memanfaatkan rakyat untuk memenuhi ambisinya. Pemimpin yang bermoral adalah pemimpin yang menganggap bahwa kepemimpinannya adalah ladang ibadah untuk mencari pahala dan kedudukan mulya di hadapan Allah Ta’ala.

Al-Farabi di dalam salah satu tulisannya mengatakan bahwa Tugas seorang pemimpin yang paling utama adalah  mendidik rakyatnya untuk menjadi orang yang berakhlaqul karimah. Maka tentu saja seorang pemimpin harus berakhlaqul karimah agar mampu melaksanakan tugasnya tersebut. Dan jika seorang pemimpin itu cacat akhlaqnya berarti ia telah berkhianat pada  tugasnya yang paling utama.

Allah Ta’ala berfirman :
  “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau bapak ibu dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, Allah lebih mengetahui kemaslahatan keduanya”. (Qs. An-Nisa; 4: 135)
Dalam sebuah riwayat sahabat Ali radhiyallahu’anhu berkata : “ Sesungguhnya Allah akan melindungi negara yang menegakkan keadilan walaupun ia kafir, dan tidak akan melindungi negara yang dzalim (tiran) walaupun ia muslim ”.
Hari ini banyak sekali para pemimpin yang tidak memiliki integritas moral. Kekuasaan dianggap sebagai fasilitas hidup dari Maha Pencipta yang mensahkan para pemiliknya untuk berbuat sewenang-wenang, angkuh dan tak mengenal perikemanusiaan. mereka menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadinya, dan melakukan kedhaliman kepada siapa saja yang berani menentangnya. Mereka tidak mau memperhatikan kepentingan rakyatnya, bahkan menelantarkan dan menyengsarakannya.  Di satu sisi rakyat banyak yang hidup susah dibawah garis kemiskinan, tapi disisi yang lain para pemimpinya justru hidup mewah, dan berfoya-foya menggunakan uang negara. Orang yang seperti ini tak layak menjadi pemimpin. Kehadiranya tidak akan membuahkan kemaslahatan masyaraka tapi banyak menimbulkan kerugian.
2.     Memilih Pemimpin Yang Memiliki Kompetensi

Pemimpin yang punya kompetensi adalah pemimpin yang punya kemampuan memimpin dalam semua arti yang tercakup dalam istilah kata kepemimpinan ( leadership ). Baik itu kepemimpinan dalam arti ilmu pengetahuan, seni, maupun kepemimpinan sebagai sebuah profesi, amanah dan jalan beribadah kepada Allah Ta’ala.

Pemimpin yang punya kompetensi adalah pemimpin yang cerdas dan punya seni dalam memimpin. Pemimpin yang cerdas selalu punya visi dan misi ke depan dalam memimpin dan selalu memiliki sikap-sikap serta langkah-langkah yang progressif dalam memimpin. Mereka memahami apa yang menjadi tugas-tugasnya, memahami kondisi rakyatnya dan professional dalam tugasnya.

Seorang pemimpin yang berkompeten akan menjalankan pemerintahannya dengan dasar-dasar kekuasaan yang rasional. Dia bisa menentukan managemen kerja para bawahannya secara aman, nyaman dan bisa menekan celah-celah yang memungkinkan seseorang melakukan penyimpangan. Pemimpin yang punya kemampuan tidak akan menjerumuskan rakyatnya hidup terlantar penuh persoalan. Ia akan sibuk bekerja mengemban amanah yang dia pikul, pandai melayani dan mengayomi masyarakat, serta mampu membimbing dan menguatkan semangat rakyatnya untuk bekerja keras, berusaha keluar dari segala persoalan hidup yang sedang membelitnya.
Itulah dua kriteria seorang pemimpin yang ideal. Kepandaian dan kepribadian yang baik adalah dua mata uang yang tidak boleh dipisahkan dalam karakter kepemimpinan. Dan jika salah satunya atau bahkan keduanya hilang dari diri seorang pemimpin, maka yang terjadi adalah kerusakan. Oleh karena itu Islam mengatur naiknya seseorang menjadi pemimpin, haruslah melewati mekanisme musyawarah oleh majelis syuro yang bisa memilih dan menentukan siapa yang layak menjadi pemimpin dengan berbagai kriteria yang sesuai dengan ajaran Islam. Tidak seperti sekarang ini, kepemimpinan bisa diminta oleh siapapun dan bahkan pemilik uang terbanyak akan bisa membeli kepemimpinan tersebut walaupun orang tersebut sesungguhnya tidak layak menjadi pemimpin.


Zul Fahmi


Followers