12 Jan 2010

AMAL PENYELAMAT DARI BENCANA





Oleh : Zul Fahmi


Sekarang ini masih hangat pemberitaan di berbagai media, seputar bencana yang melanda negeri kita. Ratusan bahkan ribuan banyaknya nyawa telah meninggal dunia, rumah-rumah roboh, gedung-gedung sekolah, perkantoran, pusat-pusat bisnis hancurn lebur tak bersisa. Dan semua itu tidak terjadi dalam waktu yang lama tetapi hanya dengan hitungan detik saja. Dan betapa banyak bencana itu sering terjadi di negeri ini, satu per satu bencana itu datang silih berganti dengan cepat bagaikan jatuhnya butir tasbih yang telah diputus tali untaianya.
Dalam Al-qur’an maupun hadits Rasulullah Saw. telah banyak disebutkan, bahwa semua bencana yang datang kepada manusia itu, sesungguhnya disebabkan oleh kedurhakaan dan kemaksiatan yang telah dilakukan oleh manusia itu sendiri. Karena manusia terlampau banyak melakukan dosa, meninggalkan perintah-perintah Allah Ta’ala dan juga meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar, maka Allah mendatangkan bencana kepada mereka. Secara tegas Allah berfirman dalam dalam Al-qur’an,

“ Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.”(QS.Al-Ma’idah : 78-79 )
Dalam ayat ini disebutkan, bahwa Allah telah melaknat atau menimpakan adzab kepada Bani Israil karena mereka telah melampaui batas dalam bermaksiat kepada Allah dan mereka telah meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar. Mereka tidak mau saling menasehati sesama mereka dan selalu hidup menuruti hawa nafsu mereka. Allah juga berfirman dalam surat yang lain

Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), Kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.( QS.Al-Isro’:16)
Jarir bin Abdullah Al-Bajly ra. Meriwayatkan, bahwa Nabi SAW, bersabda,
“Tidaklah salah seorang berada di dalam suatu kaum, lalu dia melakukan berbagai kemaksiatan di tengah mereka, padahal mereka mampu merubahnya namun mereka tidak merubahnya, melainkan Allah akan menimpakan adzab kepada mereka sebelum kematian mereka.” {Diriwayatkan Abu Daud, Ahmad, dan Ibnu Majah}
lihatlah betapa jelas Allah mengatakan bahwa Allah akan menghancurkan suatu negri jika para penghuni atau pemimpin di negeri itu sudah suka hidup dengan kemewahan dan selalu berbuat fasik kepada Allah Ta’ala.
Jadi jelas, bahwa seluruh bencana yang menimpa manusia, kapan dan dimana saja hal itu terjadi, maka sebabnya adalah dua hal. Pertama karena manusia telah banyak melakukan kemaksiatan dan yang kedua karena manusia telah meniggalkan dakwah, amar ma’ruf nahi mungkar. Lantas bagaimanakah sikap kita sebagai orang yang beriman? apa yang harus dilakukan oleh manusia untuk menyelamatkan dirinya dari adzab Allah Ta’ala berupa bencana alam tersebut?
Imam Ibnu Katsier dalam kitab tafsirnya menyebutkan sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan secara marfu’ oleh sahabat anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, bahwasanya Allah berfirman,
وعزتي وجلالي، إني لأهم بأهل الأرض عذابا، فإذا نظرت إلى عمار بيوتي وإلى المتحابين في، وإلى المستغفرين بالأسحار، صرفت ذلك عنهم
“ Demi kemulyaan dan keagungan-Ku, sesungguhnya aku sangat ingin menimpakan adzab pada sebuah negeri, namun kemudian aku melihat orang-orang yang selalu memakmurkan masjid-masjidku, dan orang-orang yang saling mencintai karena Aku, dan orang-orang yang mohon ampun kepada-Ku di waktu sahur. Maka kemudian aku palingkan adzab itu dari mereka.“
Dalam hadits ini Allah telah menjelaskan bahwa Dia akan memalingkan bencana dari suatu kaum, apabila dalam kaum tersebut masih ada tiga kelompok manusia :
Pertama, orang-orang yang memakmurkan masjid. Orang-orang yang memakmurkan masjid adalah orang yang selalu istiqomah dalam amal dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar. Mereka adalah orang-orang yang ikhlas berbuat dan beramal untuk kemaslahatan umat dan rela mengorbankan kepentingan pribadinya. Dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar adalah sebuah amal usaha yang ingin mengajak orang berbuat baik, beriman, dan berbakti kepada Allah Ta’ala. Maka selama masih ada kelompok yang mau menegakkan amal ini, Allah akan berkenan menangguhkan adzabnya bagi manusia.
Dakwah adalah amalan yang penuh dengan fadhilah, penuh berkah dan bisa meredam kemarahan Allah Swt. Tidak ada amal yang lebih mulya dan tidak ada ucapan yang lebih bermakna kecuali amal dan ucapan untuk berdakwah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :

“ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS.Fushilat :33 )
Kedua, orang-orang yang saling mencintai karena Allah Orang yang saling mencintai karena Allah adalah orang menghormati orang lain, menyayangi orang lain, dan berbuat baik untuk orang lain bukan karena kepentingan dunia. Mereka berbuat baik semata-mata karena ingin mendapat ridho Allah Swt. Mereka adalah orang yang pandai menjaga persatuan, merajut ukhuwah, dan membina hubungan baik dengan berbagai kalangan. Dan mereka adalah orang yang tidak mudah melemparkan kebencian kepada orang atau kelompok lain hanya karena persoalan-persoalan kecil yang tidak prinsip.
Orang yang saling mencintai karena Allah adalah orang yang sudah bisa menjadikan ridho Allah sebagai tujuan hidup yang paling utama dan orang yang bisa menciptakan kerukunan dan keharmonisan hidup yang sejati dalam masyarakat. Meraka-lah orang yang disifati Rasulullah sebagai orang yang sempurna imanya. Maka Allah menjadikanya sebagai salah satu sebab untuk menangguhkan bencana-Nya kepada manusia.
Ketiga, orang-orang yang selalu bertaubat dan mohon ampun kepada Allah Swt. atas doa-dosanya. Orang yang selalu bertaubat adalah orang yang mau menyesali kesalahan-kesalahannya. Mereka walaupun terpeleset melakukan dosa tetapi karena ada keimanan yang bersemayam dalam hatinya, hal itu membuat perasaan mereka gundah dan menjerit karena dosa-dosanya. Orang yang mau bertaubat kepada Allah Swt. Adalah orang yang punya kedudukan mulya di sisi Allah. Sebaliknnya orang yang tidak mau bertaubat adalah orang yang hina disisi Allah, karena ia melakukan dosa bukan karena factor kelalaian dan kelemahan imanya tetapi karena memang unsur kesengajaan dan pembangkanganya terhadap hukum Allah Swt. Dan orang yang seperti inilah orang yang tertutup hatinya untuk bertaubat kepada Allah.
Tetapi orang yang sepenuhnya menyadari keburukan amalnya, ia melakukan dosa bukan karena pembangkanganya kepada Allah Swt. maka orang tersebut punya kemungkinan yang besar untuk mau menyesali dosanya dan bertaubat kepada Allah. Dan jika masih banyak orang yang mau bertaubat mohon ampun kepada Allah, maka Allah akan berkenan menangguhkan bencananya.
Sekarang ini, perkara- perkara itulah yang tengah menjadi perkara langka. Sangat jarang kita temui sekarang ini orang yang mau mencurahkan waktu dan tenaganya untuk berdakwah mengajak orang lain taat pada agama. Dan kalaupun ada maka sangat sedikit sekali jumlahnya. Kebanyakan orang sudah sibuk dengan kepentingan pribadinya, bersenang-senang dan berhura-hura dengan harta dan keluarganya. Bahkan aktifitas dakwah oleh sebagian masyarakat dipandang kuno, tidak bermanfaat dan termasuk aktifitasnya para pengangguran. Derasnya arus materialisme, hedonisme dan liberalisme yang terus menghantam nilai-nilai agama saat ini telah semakin menambah preseden buruk bagi karakter seorang da’i. apalagi dengan adanya isu terorisme akhir-akhir ini, semua orang curiga kepada aktifis dakwah dan semua yang berhubungan dengan dakwah. Ini semakin menambah kelangkaan orang yang mau berdakwah.
Sekarang ini, kerukunan hidup dan keharmonisan juga menjadi barang yang sangat mahal harganya. Di mana-mana terjadi perselisihan, pertengkaran dan pertikaian. Sekarang ini orang sangat mudah disulut emosi dan kemarahanya hanya dengan perkara-perkara kecil. Tawuran antar pelajar dan mahasiswa, antar kampung, antar institusi, bahkan adu pukul antar wakil rakyat pun sekarang sudah bukan barang tabu lagi. Apalagi di tubuh umat Islam ini, sekarang bisa kita saksikan berapa banyak kelompok Islam, ormas Islam, partai Islam, dan gerakan-gerakan Islam yang saling berselisih, saling menyalahkan, mengkritik, membid’ahkan, bahkan mengkafirkan satu sama lain. Inilah potret umat Islam saat ini. Dan inilah kondisi ukhuwah umat saat ini.
kehidupan umat manusia yang saat ini sangat individualis, yang bebas berbuat untuk kepentingan dan kesenangan pribadinya tanpa mau memikirkan kepentingan orang lain, keselamatan orang lain, apalagi memikirkan urusan-urusan dakwah, mengajak berbuat baik ke pada orang lain, menyebabkan manusia semakin leluasa dan bebas berbuat keburukan. Sekarang ini keadaanya, orang sudah terang-terangan dan tak malu lagi berbuat dosa dan kesalahan. Hal yang sudah jelas-jelas dinilai buruk dan rendah oleh masyarakat, bisa mereka lakukan di pinggir-pinggir jalan, di tempat-tempat pasamuan ( acara resmi ) dan di tempat-tempat umum lainya dengan sikap bangga dan perasaan yang nyaman. Ini menunjukkan bahwa kebanyakan manusia telah menjadikan dosa dan kemaksiatan sebagai pilihan hidupnya. Kedudukan Allah, agama, norma, nilai itu semua rendah dalam pandangan hidupnya. Orang yang melakukan kemaksiatan dengan latar belakang seperti ini, maka kecil sekali kemungkinanya untuk bertaubat. Merekalah orang-orang yang tersesat dalam hidupnya dan puas dengan pilihan hidupnya.Itulah kondisi masyarakat sekarang ini.
Maka dari itu, jika bencana dan musibah datang bertubi-tubi dan hampir tiada henti seperti yang terjadi kemarin hingga hari ini, maka hal itu sudah sewajarnya terjadi. Kerusakan yang telah diperbuat oleh manusia sudah semakin parah, dan sementara itu, tak ada lagi alasan bagi Allah untuk menangguhkan kemarahan-Nya dan menunda lagi menimpakan adzab kepada manusia. Maka terjadilah berbagai bencana secara bertubu-tubi seperti sekarang ini.
Oleh karena itu, jika kita ingin selamat dari berbagai bencana yang ditimpakan oleh Allah seperti saat ini, maka kita harus kembali kepada Allah, yakni bertaubat kepada-Nya. Kita harus selalu merajut ukhuwah dan persatuan, bersikap bijak dan cerdas dalam menilai setiap silang pendapat dan perbedaan. Kita harus menghindar dan bersikap hati-hati terhadap setiap benih-benih perpecahan. Kita harus menyatukan langkah, merapatkan barisan untuk bersama-sama membangun kehidupan yang berakhlaq, menjunjung tinggi nilai ketuhanan dan kemulyaan peradaban. Semua itu agar hidup selalu dipenuhi keamanan, kebahagiaan dan kemulyaan. Dan agar bencana tidak ditimpakan kepada kita semua.


Followers