16 Nov 2010

HIKMAH MENYEMBELIH QURBAN




Oleh : Zul Fahmi

Kata udhiyah( الأضحيةI ) secara bahasa berarti menyembelih ( binatang sebagai qurban ). Disebut udhkhiyah karena mengacu pada waktu pelaksanaanya yakni diawali pada waktu dhuha. Ibadah qurban atau udhkhiyah adalah sebuah amal yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang hukumnya adalah sunah mu’akaddah bagi orang yang mampu melaksanakannya. Sunah mu’akaddah adalah sunah yang sangat dianjurkan atau sunah yang hampir diwajibkan.
Allah ta’ala berfirman :

“ Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. “ ( QS.Al-Kautsar : 1 – 3 )

diriwayatkan oleh Syafi’I dan Baihaqi dari hadits Abu Suraihah Al-Ghifari ia berkata:


عَنْ أَبِي بَكْرٍ وَ عُمَرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّهُمَا لاَ يَضْحَيَانِ مَخَافَةً أَنْ يُرَى ذَلِكَ وَاجِبًا

“ Dari Abu Bakar dan Umar sesungguhnya mereka berdua tidak berqurban karena merasa benci kalau-kalau dilihat sebagai kewajiban”.


Syaikh Muhammad Khathib Asy-Syirbini, salah seorang ulama’ fikih terkemuka dalam madzhab syafi’I, menyebutkan dalam kitabnya Mughnil Muhtaj sebuah hadits Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Daruquthni , beliau bersabda :

أُمِرْتُ بِالنَّحْرِ وَهُوَ سُنَّةٌ لَكُمْ

“ aku diperintah untuk menyembelih hewan qurban sementara hal itu sunah bagi kamu sekalian “

Dari ayat dan hadits itulah beliau Asy-Syirbini, termasuk pula para ulama’ ahli fikih madzhab syafi’I lainya menyimpulkan bahwa udhiyah hukumnya adalah sunah mu’akkad.

Berbicara tentang penyembelihan qurban maka tidak bisa dipisahkan dari kisah Nabiyullah Ibrahim as. bersama putra laki-laki-nya Ismail. Allah mengkisahkan keduanya dalam Al-qur’an sebagai suri teladan bagi umat Islam.

Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim alaihis salam memiliki putera yang tengah menginjak masa remaja namanya Ismail. Putera terebut lahir dari istrinya yang kedua bernama Hajar, setalah Nabi Ibrahim menunggu kehadiranya selama hampir ratusan tahun hingga memasuki usia senja. Nabi Ibrahim karena kehendak Allah meninggalkan Ismail dan ibunya di Mekkah dan ia tinggal bersama dengan istrinya yang pertama di Syam. Ketika Nabi Ibrahim mengunjungi anak terkasihnya tersebut, malam harinya beliau bermimpi telah menyembelih anaknya Ismail. Mimpi seorang nabi adalah wahyu baginya, maka pada siang harinya Nabi Ibrahim menjelaskan mimpi tersebut kepada puteranya Ismail. Karena Ismail adalah anak yang shalih, maka ia membenarkan mimpi tersebut dan mempersilahkan ayahnya melaksanakan perintah Allah tersebut, dan disepakatilah rencana pelaksanaan perintah Allah tersebut. Namun ketika Nabi Ibrahim hendak menghujamkan pedangnya ke leher Ismail, tiba-tiba datang malaikat Jibril membawa seekor kambing sebagai pengganti Ismail. Dengan kehendak Allah maka disembelihlah kambing tersebutsebagai pengganti Ismail.

Dari kisah nabi Ibrahim itulah bisa dipetik semua hikmah yang terkandung dalam ibadah qurban. Nabi Ibrahim mengajarkan kepada kita apa yang harus dikerjakan oleh seorang hamba dalam berbakti kepada Allah Ta’ala, dan bagaimana seorang hamba harus tunduk kepada perintah-perintah Allah SWT.

Pertama, Udhiyah mengajarkan kepada kaum muslimin, bahwa hidup ini adalah sebuah pengorbanan. Segala kemulyaan, kesuksesan, dan kejayaan manusia itu harus diraih dengan pengorbanan. Sebuah bangsa akan menjadi besar jika para pemimpinya, dan juga semua rakyatnya mau bekorban untuk kebesaran bangsanya. Sebuah ideologi akan menjadi besar dan berkembang menguasai wacana pemikiran manusia secara global, jika para pengusungnya mau berkorban menyebarkan ideologinya dan memperjuangkan eksistensinya. Sebuah masyarakat akan makmur sejahtera, bisa memberi kedamaian, kenyamanan, dan pengayoman seluruh warganya jika para tokohnya, dan seluruh komponen yang berkompeten di dalamnya juga mau berkorban untuk menciptakanya. Demikianlah pula sebuah keluarga akan bahagia, makmur dan sejahtera jika kepala keluarga, atau orang yang menjdi tulang punggung keluarga mau bekerja keras, berjuang dan berkorban untuk kesejahteraan keluarganya.

Agama Islam yang lahir di mekkah, yang kemudian tersebar ke seluruh dunia dan pernah memiliki supremasi politik yang diperhitungkan dunia, hal itu karena pengorbanan Rasulullah SAW, para sahabat, para ulama’ dan pejuang-pejuang Islam yang tak kenal lelah dalam mendakwahkannya. Negara Indonesia bisa meraih kemerdekaan setelah dijajah dan dibodohkan oleh penjajah Belanda ratusan tahun lamanya, karena pengorbanan para pejuang-pejuangnya. Baik mereka para raja, para ulama’ atau para tokoh bangsa yang lainnya. Amerika serikat sebuah negeri jajahan Inggris yang sangat teraniaya, kemudian bisa meraih kemerdekaanya dan kemudian bisa melesat menjadi Negara super power hingga saat ini, adalah karena pengorbanan para pejuang dan seluruh rakyat Amerika.

Intinya setiap kemajuan, kesejahteraan, kemulyaan, dan kebesaran masyarakat dalam level apapun, maka sesungguhnya tidak bisa diraih kecuali dengan pengorbanan. Pengorbanan adalah syarat mutlak terwujudnya setiap kebaikan, pengorbanan adalah unsur baku yang harus ada dalam setiap pengabdian. Dan pengorbanan adalah inti dari ibadah dan ketaatan seorang mu’min terhadap Allah SAW. semua orang harus rela berkorban untuk orang-orang yang dicintainya dan dipimpinnya. Dan Allah menegaskan bahwa pengorbanan adalah satu-satunya syarat yang dilakukan oleh seorang mu’min agar seluruh amalnya di dunia dibalas dengan surga. Dalam Al-qur’an Allah berfirman :


"Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka..”( QS. At-Taubah : 111 )

Kedua, Ibadah qurban juga mengajarkan kepada kita untuk selalu bersyukur atas segala kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia. Kenikmatan yang diberikan Allah kepada manusia, bisa digolongkan menjadi dua macam. Pertama adalah kenikmatan berupa jasad atau anggota badan dan yang kedua adalah kenikmatan berupa rezeki.

Karena kenikmatan-kenimatan itulah maka manusia berkewajiban untuk bersyukur kepada Allah SWT. Maka Dari itu Allah berfirman :

“ Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. “ ( QS.Al-Kautsar : 1 – 3 )

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa kenikmatan berupa badan maka cara mensyukurinya adalah dengan melaksanakan shalat, sedangkan kenimatan berupa rejeki maka cara mensyukurinya adalah dengan menyembelih hewan qurban.

Shalat adalah symbol dari segala ketaatan dan ketundukan manusia kepada Allah SWT. bahkan khalifah Umar mengaitkan segala amal ibadah akan berkwalitas jika di dahului dengan kwalitas shalatnya. Artinya orang yang bersyukur kepada Allah maka harus bisa berperilaku hidup yang baik sebagai aktualisasi dari ibadah shalat yang dilakukannya. Karena shalat bukanlah amal yang sempurna jika hanya terhenti pada tataran ritualitas saja tanpa diaplikasikan dalam kehidupan yang nyata. Maka orang yang shalatnya khusyu’ adalah orang yang baik akhlaqnya, orang yang jujur perbuatannya, dan orang yang bisa menjahui perbuatan-perbuatan yang akan bisa merusak jiwa dan keselamatannya. Karena Allah berfirman :

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“ Tegakkanlah shalat ! sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar “ (QS.Al-Ankabut : 45 )

Sedangkan qurban adalah symbol keikhlasan, ketulusan, dan jiwa yang rela berkorban demi kepentingan orang lain. Berqurban dengan seekor kambing, atau sapi adalah symbol bagi manusia bahwa berkurban harus menjadi falsafah hidupnya. Berkorban dengan sapi atau kambing adalah kurban kecil untuk mengantar manusia agar mau berkorban dengan sesuatu yang lebih besar. Karena sesungguhnya Allah tidak hanya menuntut manusia agar berkorban dengan kambing atau sapi tetapi lebih besar dari itu semua yaitu nyawa dan dan hartanya. Manusia diberi amanah untuk menjadi khalifah di bumi, yakni menjadi pemimpin di bumi yang harus berjuang menegakkan kebenaran, keadilan, dan menciptakan kemakmuran bagi semua manusia. Dan status sebagai khalifah itu tidak akan mungkin disandang oleh orang-orang kerdil, orang-orang egois, orang-orang yang hanya cinta dunia dan tidak mengenal arti pengorbanan di dalam hidupnya.

Ketiga, Selain qurban mengajarkan manusia untuk mengisi hidupnya dengan berqurban demi meraih kemaslahatan bersama serta megajarkan manusia untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt, qurban juga mengajarkan kepada manusia bahwa manusia harus bisa mengendalikan nafsunya sebagaimana ia mengendalikan binatang ternak yang akan disembelihnya, dan manusia juga harus bisa membunuh pengaruh buruk dari hawa nafsunya sebagaimana ia menyembelih binatang ternak yang dikorbankanya.

Binatang ternak adalah symbol dari sebuah tabiat, di mana perilaku hidup tidak disertai dengan pertimbangan akal, tidak pernah melihat hak, ketentuan agama, hukum serta akibat bahaya dan manfaatnya. Tabiat seperti itu adalah tabiat binatang yang jika manusia menirunya, maka ia akan berderajat rendah sebagaimana rendahnya binatang yang disembelih tersebut, bahkan lebih rendah darinya. Namun bila manusia bisa menempatkan dirinya sebagai manusia, berbuat dan bertindak dengan tabiat aslinya manusia, tidak dipengaruhi oleh nafsunya, maka derajatnya akan mulya sebagaimana layaknya seorang manusia. Allah Ta’ala berfirman :

“ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),”( QS. At-Tiin : 4 – 5 )

Jadi menyembelih hewan kurban pada hari raya tidak hanya difahami sebagai penyembelihan biasa tanpa arti apa-apa. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana manusia meng-azamkan dalam dirinya bahwa ia harus selalu berusaha untuk membunuh nafsu liarnya, dan keinginan-keinginan yang akan mencelakakannya.

Pesan dan hikmah yang tersirat dalam ritual ibadah qurban ini adalah pesan yang agung dan memiliki makna yang besar. Pengorbanan adalah sifat yang besar dan hanya dimiliki oleh orang-orang yang berjiwa besar. Jika masih banyak orang yang mau berkorban untuk kepentingan dan kemaslahatan orang banyak, jika masih banyak pula orang selalu bersyukur terhadap segala nikmat yang dianugerahkan Allah kepadanya, dan jika masih banyak pula orang yang hidup dengan ruh agama dan idealismenya bukan dengan hawa nafsunya, maka sudah pasti kehidupan ini akan lebih sempurna keadaanya. Kehidupan ini tidak akan dikuasai oleh orang-orang yang senang berlaku dholim terhadap sesama. Kejahatan dan kriminalitas tidak akan selalu mewarnai persaingan manusia dalam meraih cita-cita dan ambisinya. Dan juga tidak akan ada konspirasi jahat yang akan memutar balikkan fakta dimana kejahatan diagungkan dan dibanggakan sementara kebaikan ditlikung dan dipinggirkan.

Manusia juga harus memahami bahwa apabila dirinya selalu mengikuti hawa nafsunya, dan hawa nafsu tersebut telah mengalahkan dominasi akalnya, maka sesungguhnya kehormatan dirinya telah terjun bebas kebawah sebagaimana binatang ternak yang hina karena tidak berfungsi akalnya.

No comments :

Followers